Muhlisin
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Banten
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Jl. Raya
Palima – Pakupatan, Curug Serang-Banten
A. Pendahuluan
Belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku menjadi yang lebih baik. Belajar tidak
hanya terbatas dengan ruangan yang disebut kelas tetapi lebih luas lagi,
belajar dapat dilakukan dimanapun di luar maupun di dalam ruangan.
Belajar di luar
ruangan bisa dilakukan di lingkungan sekitar manusia baik ingkungan alami
maupun lingkungan buatan. Taman pintar
merupakan lingkungan di luar ruangan yang merupakan lingkungan buatan dan dapat
digunakan sebagai sumber belajar.
B.
Hakekat Sumber Belajar
Sumber belajar pada hakekatnya
adalah semua sumber yang terdiri dari pesan, manusia, material (media software), peralatan (hardware), teknik (metode) dan lingkungan
yang digunakan secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama (kombinasi)
untuk memfasilitasi terjadinya kegiatan belajar (AECT, 1977).
Sumber belajar pada hakekatnya
merupakan suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang
diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual
(Fred Percival & Ellington, 1988). Menurutnya agar sesuatu dapat berfungsi
sebagai sumber belajar syaratnya adalah: (1) Dapat tersedia secara cepat; (2)
Memungkinkan siswa untuk memacu dm; (3) Bersifat individual, dapat memenuhi
berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.
Menurut Cony Semiawan (1986:24) ada
empat jenis sumber belajar yang sangat bermanfaat, antara lain : 1) Masyarakat
desa atau kota di sekeliling sekolah; 2) Lingkungan fisik di sekitar sekolah;
3) Bahan sisa dan barang bekas yang tidak dapat dipakai yang terbuang, mungkin
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, namun bila kita dapat memanfaatkannya
dengan cara mendaur ulang dapat menjadi sumber belajar dan alat bantu belajar
mengajar; 4) Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat, yang
menarik perhatian siswa karena peristiwa itu tidak akan terulang lagi, dan
peristiwa tersebut tidak akan ada pada catatan dalam buku atau alam pikir
siswa. Jadi, dengan demikian taman pintar juga merupakan sumber belajar yang berupa
lingkungan di sekitar sekolah.
Ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian secara seksama dalam merencanakan sumber belajar yaitu:
maksud dan tujuan pengadaan sumber belajar, tingkat perkembangan siswa, konsep
dan keterampilan yang akan dikembangkan serta kegiatan dan metode belajar yang
akaan diterapkan. Dengan memperhatikan beberapa aspek tersebut maka pemanfaatan
sumber belajar akan dapat berjalan sesuai dengan tujuan dari kegiatan
instruksional.
Agar diperoleh manfaat yang maksimal
dari sumber belajar perlu memperhatikan ciri-ciri pokok dari sumber belajar,
yaitu: (1) Sumber belajar mempunyai daya atau kekuatan yang dapat memberikan
sesuatu yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran; (2) Sumber belajar
dapat merubah tingkah laku yang lebih sempuma, sesuai dengan tujuan; (3) Sumber
belajar dapat digunakan secara sendiri-sendiri (terpisah) mapun secara
kombinasi (gabungan); (4) Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
yang dirancang {by design} untuk
keperluan belajar dan sumber belajar yang tinggal memakai (by utilization) awalnya tidak dimaksudkan
untuk kepentingan belajar, kemudian dimanfaatkan bagi kegiatan belajar. Karti
Soeharto dkk
C.
Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Taman pintar
merupakan lingkungan yang dibuat sebagai sumber dan sarana belajar. Jadi, menggunakan taman
pintar sebagai sumber belajar berarti memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar. Kelebihan dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu:
1) Membuat siswa mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman langsung; 2)
Lebih komunikatif; 3) Membuat pelajaran lebih konkrit; 4) Membuat siswa mengenal dan mencintai
lingkungan; 5) Penerapan ilmu menjadi lebih mudah sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya (Sardiman, 2005).
Lingkungan dalam pembelajaran dapat
diartikan sebagai “segala sesuatu yang ada di sekolah atau tempat tinggal siswa
yang temasuk di dalamnya mahluk hidup maupun benda mati yang dapat dijadikan
sebagai sumber belajar”.
Ada empat sumber belajar yang berkenaan
langsung dengan lingkungan sebagai berikut:
1. Masyarakat kota atau desa sekeliling sekolah;
2. Lingkungan fisik di sekitar sekolah;
3. Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang
dapat menimbulkan pemahaman lingkungan;
4. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dimanfaatkan cukup
menarik perhatian siswa.13
Dalam proses pembelajaran, lingkungan sebagai dasar pengajaran
adalah faktor tradisonal yang memengaruhi tingkah laku individu dan merupakan
faktor belajar yang penting. Lingkungan belajar/pembelajaran atau pendidikan
terdiri atas:
1. Lingkungan
sosial yaitu lingkungan masyarakat baik kelompok besar maupun kelompok kecil;
2. Lingkungan
personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap
individu pribadi lainnya;
3. Lingkungan
alam (fisik) meliputi sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber
belajar;
4. Lingkungan
kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dijadikan sumber belajar dan
dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem
nilai, norma, dan adat kebiasaan (Sandhi, 2011)
Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki banyak
keuntungan. Beberapa keuntungan tersebut yaitu:
1. Menghemat
biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan.
2. Praktis dan
mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik.
3. Memberikan
pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak
verbalistik.
4. Karena
benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut
akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai
dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).
5. Pelajaran
lebih aplikatif, maksudnya materi pelajaran yang diperoleh siswa melalui media
lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa
akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya
sehari-hari.
6. Media
lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan penggunaan
lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau
peristiwa sesungguhnya secara alamiah.
7. Lebih
komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya
mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas.
Menurut Nana Sudjana (2001) ada tiga macam lingkungan yang
dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran yaitu
lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan. Lingkungan sosial
sebagai sumber belajar berkaitan dengan interaksi manusia dengan kehidupan
bersayrakat. Lingkungan alam berkenaan
dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti keadaan geografi, iklim
maupun sumber daya alam. Lingkungan buatan
yaitu lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk
tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
Sehubungan dengan pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar ini, Nasution (1985) menyatakan bahwa
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu : dengan cara membawa sumber-sumber dari masyarakat ke atau lingkungan ke
dalam kelas dan dengan cara membawa siswa ke lingkungan. Tentunya masing-masing
cara tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan, metoda, teknik dan bahan
tertentu yang sesuai dengan tujuan pengajaran.
Lingkungan yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan
yang berkualitas, antara lain :
1.
Lingkungan
menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa Jumlah sumber belajar yang
tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak
dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar
lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena
mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya
lebih akurat, sebab siswa dapat mengalami secara langsung dan dapat
mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan
tersebut.
2.
Penggunaan
lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna
(meaningfull learning) sebab siswa dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang
sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai
salah satu prinsip pendidikan siswa.
3.
Penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai
atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya
lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada siswa, sehingga setelah
mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
4.
Penggunaan
lingkungan dapat menarik bagi siswa
Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi siswa sebab
lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan.
Kegemaran belajar merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka
penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di
masa mendatang.
5.
Pemanfaatan
lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar siswa (learning activities) yang lebih
meningkat. Penggunaan cara atau metode
yang bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
pendidikan.
Memanfaatkan lingkungan sekitar
dengan membawa siswa-siswa untuk mengamati lingkungan akan menambah
keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajr tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar
ruangan kelas dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan
emosional serta intelektual.
1. Perkembangan aspek keterampilan sosial; Lingkungan secara alami
mendorong siswa untuk berinteraksi dengan siswa-siswa yang lain bahkan dengan
orang-orang dewasa. Pada saat siswa mengamati objek-objek tertentu yang ada di
lingkungan pasti dia ingin mencritakan hasil penemuannya dengan yang lain.
Supaya penemuannya diketahui oleh teman-temnannya siswa tersebut mencoba
mendekati siswa yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan yang
harmonis. Siswa-siswa dapat membangun kterampilan sosialnya ketika mereka
membuat perjanjian dengan teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan
alat-alat tertentu pada saat mereka memainkan objek-objek yang ada di
lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti ini siswa berteman dan saling
menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.
2. Perkembangan aspek emosi; Lingkungan pada umumnya memberikan
tantangan untuk dilalui oleh siswa-siswa. Pemanfaatannya akan memungkinkan
siswa untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Misalnya bila siswa
diajak ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang memungkinkan untuk
mereka panjat. Dengan memanjat pohon tersebut siswa mengembangkan aspek
keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan aspek emosinya. Rasa percaya
diri yang dimiliki oleh siswa terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan
melalui pengalaman hidup yang nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas
bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.
3. Perkembangan intelektual; Siswa-siswa belajar melalui interaksi
langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Lingkungan menawarkan kepada guru
kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna, angka, bentuk
dan ukuran. Memanfaatkan lingkungan pada
dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami.
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman, 2005. Media Pendidikan,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sandhi S A., 2011. Pemanfaatan Laboratorium Lingkungan sebagai
Media Pembelajaran IPAyang Bernilai Edukatif dan Ekonomis.
http://iyoyee.wordpress.com/2007/11/08/artikel-non-penelitian-1.
Sudjana, N. A. Rivai.1991.Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya).Bandung:Sinar Baru Bandung
Triadinda, O. A. 2013. Landasan Konseptual Perencanaan dan
Perancangan Taman Pintar di Kota Solo Berdasarkan Pendekatan Arsitektur
Metafora. Disertasi UAJY, tidak diterbitkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar